Anak Rantau Cikarang

By HP Yitno

Tahun 2009, perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif mengalamai kelesuan. Banyak karyawan yang dirumahkan, termasuk saya. Semenjak saat itu, ane mulai giat mencari informasi lowongan pekerjaan. Puluhan lamaran telah aku sebar. Namun hasilnya tetap nihil. Tak satupun perusahaan yang memanggilku untuk wawancara.

Satu setengah tahun lamanya ane menyandang gelar pengangguran. Ternyata menjadi pengangguran bener-bener nggak enak. Tiap hari menjadi bahan omongan para tetangga. Cemoohan dan hinaan dari warga sekitar sering membuat aku dan kedua orangtuaku bertengkar. Dalam kondisi seperti ini, diam di rumah sudah kayak di neraka. Makanya ane sering ngeluyur tanpa tujuan yang jelas. Mentok-mentoknya nongkrong di perpustakaan pati. Tak heran kalau petugas perpustakaan sampai hafal betul dengan tampangku ini.

Sampai suatu waktu ane berpikir untuk berubah haluan. Dari yang sebelumnya berprofesi sebagai montir mobil ingin mencoba keahlian lain. "Buat apa bertahan dalam bidang yang dilanda krisis. Itu sama artinya dengan bunuh diri secara pelan-pelan",pikirku kala itu. Akhirnya ane mendaftar di BLK Pati untuk mengikuti pelatihan kerja. Jurusan yang aku ambil adalah mesin bubut.

Satu bulan lamanya ane mengikuti pelatihan di BLK Pati. Tak berlangsung lama ada perusahaan besar dari Cikarang yang akan mengadakan perekrutan di BLK Pati. Kebetulan yang dibutuhkan adalah dari jurusan mesin bubut. Kesempatan ini tidak ane sia-siakan begitu saja. Ane langsung mendaftarkan diri untuk berpartisipasi. Dari sekitar 70 orang yang ikut seleksi, hanya 10 orang yang berhasil lolos. Ane termasuk didalamnya. Inilah awal pengembaraan kami.

Sabtu sore kami meluncur dari kota Pati menuju Cikarang. Sesampainya disana, kami dijemput dan diantarkan ke PT Komatsu Forging Indonesia. Disana kami diberi penjelasan mengenai status kami. Status kami masih magang. Pemagangan dilaksanakan selama 6 bulan. Jika prestasi kami bagus, akan berlanjut ke kontrak 1 selama setahun kemudian dilanjutkan ke kontrak 2 selama setahun juga.

Dari pabrik, kami dibawa ke sebuah perkampungan. Namanya kampung sempu kramat. Kesan pertama saat tiba disana adalah kok masih ada perkampungan kumuh didalam kawasan industri. Jalanan becek, kambing berkeliaran seperti tak ada pemiliknya. Belum lagi kontrakan yang nggak begitu luas harus dihuni 10 orang. Kami ragu apakah kami betah tinggal disana nantinya. Yang menyesakkan lagi, kami harus membayar uang kontrakan dimuka. Hal itu membuat kami harus tarik nafas dalam-dalam mengingat uang saku kami yang pas-pasan.

Karena keterbatasan dana, kami hanya mampu membeli sebuah kasur lantai untuk dipakai bersama-sama. Jadi kalau malam tiba, Kami harus tidur berdempet-dempetan. Badan keatas berada di kasur sedangkan kaki berada di lantai. Untuk makan saja kita harus ekstra irit. Pernah sehari kita hanya makan mi rebus karena sudah nggak punya uang. Untungnya tanggal 28 kita sudah gajian. Itupun besarnya proporsional. Tapi alhamdulillah kita bisa makan nasi kembali.

Baru saja dua minggu mengikuti  pelatihan, salah seorang temenku Iswahyudi hendak mengundurkan diri. kami berusaha mencegahnya agar tidak mengundurkan diri karena ini menyangkut nama baik BLK Pati. Tapi temenku ini tetep bersikeras akan mengundurkan diri. Alasannya sih ingin melanjutkan kuliah. Tak disangka dia benar-benar membuktikan omongannya. Dia sendiri yang menyerahkan surat pengunduran diri itu pada kepala PGA.

Tujuh bulan kemudian, sesuatu yang tak diinginkan menimpa salah satu teman kami yang bernama Sofian. Dia harus menjalani rawat inap karena terkena penyakit hepatitis b, maag dan gejala typhus. Yang menjadi masalah adalah siapa yang menjaganya mengingat dia nggak punya siapa-siapa di Cikarang. Inilah yang cukup membuat kami kerepotan karena sistem kerja kami terdiri dari 3 shift. Akhirnya kita sepakat untuk menjaga Sofian secara bergantian. Jadi yang kerja shift pagi, malam harinya dapat giliran jaga di Rumah Sakit begitu juga sebaliknya.

-oOo-

Pesannya:
Dalam perantauan, orang terdekat kita adalah kawan-kawan kita. Bukan saudara atau orangtua kita. Jadi hargailah sahabat Anda.

SHARE :