Cerita tentang si tomboi mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, tak terkecuali diriku. Tepatnya 5 tahun yang lalu saat aku masih lugu, suami sepupuku bercerita tentang BMI (Buruh Migran Indonesia) yang sudah rusak di Hongkong. Rusaknya mereka bukan karena dilecehkan majikan tetapi menyalahi kodratnya sebagai perempuan. Mereka lebih memilih memakai perhiasan lengkap kaum adam daripada gaya kaum hawa.
Saat ini cerita atau gosip tersebut dapat aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, tepatnya setelah aku memutuskan untuk jadi BMI di Hongkong pertengahan juli 2010 sampai sekarang. Kalau ditinjau dari sisi negatifnya, mereka memang memalukan bangsa kita sendiri. Meskipun demikian mereka juga punya kegiatan positif untuk mengembangkan dan melestarikan seni budaya asli rakyat indonesia. Ketika ada pertunjukan seni yang diadakan konsulat jenderal republik indonesia, mereka turut serta dalam acara tersebut. Bahkan ketika libur tiba mereka sering membentuk grup sendiri dan menampilkan pertunjukkan di area terbuka.
Dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku menghargai segala upaya mereka. Tapi bukan berarti aku setuju para BMI menjadi tomboi atau bertingkah seperti laki-laki. Secara jujur aku tidak setuju dengan keputusan atau pilihan yang mereka ambil, tapi apa daya aku hanya insan biasa bukan ustadzah maupun penegak agama yang berani menegur mereka dengan lisan. Aku takut menyinggung perasaan mereka terlebih salah satu dari mereka adalah temenku sendiri. Itu keputusan mereka, jadi baik buruknya mereka sendiri yang menanggungnya. Aku hanya bisa melihat dan mengingkari perbuatan mereka di hatiku.
Bagi anda yang pernah atau sedang bekerja di Hongkong mungkin sudah nggak kaget dengan aktifitas mereka. Saat liburan para gadis tomboi ini sering sekali memainkan kesenian asal indonesia salah satunya Karya Seni Jaranan. Seharusnya mereka patut mendapat penghargaan dari pemerintah indonesia karena telah berhasil memperkenalkan seni tradisi orang indonesia di luar negeri. Berikut aksi mereka dalam melestarikan budaya bangsa indonesia.
Itulah beberapa foto yang dapat aku ambil dari acting mereka memainkan jaranan. Sedikit ku paparkan jalannya pertunjukkan yang mereka mainkan. Awalnya mereka berjoget atau menari dengan diiringi musik khas jawa. Gerakannya sungguh lemah gemulai bak seorang penari profesional. Dari kejauhan mungkin kalian nggak nyangka kalau sejatinya mereka adalah perempuan yang beracting menjadi laki-laki. Setelah cukup lama menari, permainan dilanjutkan dengan tarian mengendarai kuda-kudaan. Salah satu pemain ada yang memakai topeng barongan. Meskipun perempuan, mereka nggak kalah pandai mengambil perhatian kami para penonton jaranan.
Adegan selanjutnya adalah atraksi yang cukup menegangkan buat kami. Mereka mengamuk seperti kesurupan syetan. Ada yang memakan beling, pisang, nanas, buah naga dan benda-benda yang ada dalam sesaji di dekat mereka. Pemain barongan yang kesurupan juga nggak kalah serunya mengejar kami bahkan ada yang berusaha memanjat pohon seperti monyet. Puncak adegannya adalah pertengkaran antar pemain kuda-kudaan itu sendiri.
Kami tidak takut menonton dalam jarak dekat karena ada dukun atau pawang yang selalu mengawasi dan menyadarkan mereka. Kami sangat puas dan terhibur melihat aksi-aksi mereka. Tidak hanya orang indonesia saja yang menyaksikan pertunjukkan tersebut melainkan penduduk asli hongkong juga banyak yang menonton bahkan ada yang merekam pertunjukkan mereka. Inilah gambaran aktifitas para devisa negara khususnya di Hongkong.
~Srikandi Pati~
3 Komentar untuk "Karya Seni Jaranan di Hongkong"
Ternyata salah satu kesenian indonesia sudah terkenal ke mancanegara lewat para buruh migran indonesia yang memiliki kreatifitas tinggi. Seharusnya pemerintah indonesia memberi penghargaan kepada buruh migran indonesia.
Melihat hal ini lebih baik kita dengan kacamata positifnya saja Kang, Walau bagaimanapun ide kreatifit dari para pelaku seni tersbut harus kita acungkan jempol. Mereka bisa memperkenalkan seni tradisional budaya daerah mereka sendiri di negara orang.
Hal ini merupaan salah satu bukti bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang mencintai seni tradisi budaya mereka sendiri dan tetap mengenalkan dan melestarikan budaya bangsa Indonesia yang unik dan tidak kalah menariknya dengan bangsa lain.
Bila dilihat efek jangka panjang dari apa yang mereka lakukan, masyrakat Hongkong akan lebih banyak tahu dan lebih penasaran untuk datang ke Indnesia, di mana asal kesenian budaya itu berasal.
Sukses selalu
Salam wisata
Wah ternyata sampean sudah pernah melanglang bawono ke HK, to Kang.
Yang saya salut, mereka bisa membawa peralatan jaranan ke HK dan memainkannya dengan nyaman di negeri orang.
Gamelane make opo Kang ?, gamelan langsung atau pemutar MP3 ?
1. Silakan buka Daftar Isi untuk melihat artikel menarik lainnya
2. Komentar sobat adalah investasi besar untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke Blog Sobat