Ingatkah kau ...
Saat kita janji ketemu di Pasar Rebo waktu itu. Kau biarkan aku menunggu lama dibawah jembatan layang Pasar Rebo. Kini Jembatan layang itu menjadi saksi bisu atas cinta kita berdua.
Ingatkah kau ...
Saat kita makan bersama dalam mall Cijantung itu. Kita di wawancarai bak seorang artis ternama. Lalu kita mendapatkan voucher gratis dari pelayan Hoka-Hoka Bento.
Ingatkah kau ...
Saat kita berjalan santai di taman, lalu tiba-tiba kau menyembunyikan diri dibelakangku karena kau takut ketahuan muridmu.
Ingatkah kau ...
Saat kita turun pakai escalator, tanpa terduga kita bertemu dengan anak didikmu. Dan murid-muridmu dengan santun menyalami kita. Seketika itu wajahmu menjadi merah. Kau takut akan mendapatkan beribu pertanyaan dari muridmu akan sosok diriku.
Ingatkah kau ...
Saat kau mengajar Bahasa Inggris. Teman-temanku memojokkan kamu dengan berbagai pertanyaan seolah-olah hendak menghakimimu dan kau dengan cerdas berkelit.
Ingatkah kau ...
Saat aku secara nggak sengaja mengatakan sesuatu padamu kalau aku suka padamu. Lalu kau mencoba meyakinkanku agar aku mau mengutarakan sekali lagi. Meskipun saat itu, aku malu banget padamu. Tapi kau berhasil meyakinkanku sehingga aku menjadi percaya diri dan berani mengatakan cinta padamu untuk kedua kalinya di kemudian hari.
Ingatkah kau ...
Saat kau memintaku untuk memanggilmu Pipit, sebagai panggilan sayang padamu. Bukan Pitung, Tika atau yang lainnya.
Ingatkah kau ...
Saat kau dan aku terpisah jarak. Kau di Jakarta dan aku di Jogja. Kita sering ngobrol di malam hari demi menjaga rasa cinta diantara kita.
Ingatkah kau ...
Saat kau memojokkan diriku agar segera menikahimu. Kalau boleh jujur, itu adalah hal tersulit bagiku untuk segera mengambil keputusan mengingat betapa besarnya mahar yang kau tentukan.
Ah sudahlah ...
Kini kau sudah menjadi milik orang lain. Tapi bagaimana dengan hatiku? Di hatiku masih terukir namamu. Tolong hapus namamu dari hatiku karena aku ingin menyongsong hidup baru dengan wanita yang aku sayangi.
Tahukah kau ...
Betapa terkejutnya aku dikala kau dengan sepihak memutuskan jalinan pertemanan kita di Facebook. Apakah dengan cara seperti ini kita bisa saling melupakan? Cara seperti inikah yang kau inginkan?
Sebenernya aku ingin menceritakan kisah kita berdua dalam blog ini. Tapi karena tak mendapat izin dan restu darimu, maka hanya namamu yang aku torehkan di blog ini. Berharap suatu saat kau akan menemukan tulisanku ini.
Note:
Tulisan ini memang aku tujukan untuk seseorang yang mampu memainkan emosiku, Swastika Pipit.
32 Komentar untuk "Swastika Destriana Pitaloka"
wah siapa tuh? statusnya udah married. pasar rebo yg deket kp ramnbutan bukan?
He..he..
Dialah seseorang yang aku maksud.
Yups betul sekali, Pasar Rebo yang deket terminal kampung rambutan itu sob.
wihh.. bang yitno bisa nulis romantis juga yah.. :)
He..he..
Yah sedikit-sedikit bisa sih. Tapi nggak romantis banget seperti kebanyakan orang. Hanya menuliskan perasaanku dalam blog tercintaku ini sob.
move on yuk bang.. diluar sana masih banyak wanita yang lebih dari dirinya hanya saja bang hitno belum sadar betul dan masih terpaku dengan sosoknya :)
Iya sobat Anggriani.
Ini ane sedang move on untuk mencari pendamping. Insyaallah ane bisa melupakannya. Bagaimanapun juga dia sudah menjadi milik orang lain. Yang ane sayangkan kenapa dia menghapus pertemananku. Padahal ane masih tetep ingin menjadi sahabatnya. Ane suka motivasi-motivasi dan motto positive-nya kawan.
Eh? ehem.. hati-hati bawa hati ya :)
Aduh ...
Jadi malu sendiri sama kak Nurmayanti Zain. Semoga ane bisa menjaga hati ini kak. Doakan ya :-|
Cieeee Mas Yitno \:D/
Lupakan lupakan~
Cari yang lain, ahahahay~
Sabar Mas, cinta butuh pengorbanan.. hehe
He..he..
Iya mbak Una. Ane akan melupakannya dan mencari yang lain. Ane nggak mau masa laluku merusak masaku yang sekarang dan masa depanku.
Iya sob.
Cinta memang butuh pengorbanan. Mungkin waktu itu aku belum bisa berkorban banyak demi mendapatkan cintaku. Ah itulah masalalu-ku yang indah dan menjadi kenangan kak.
hmmm, sabar sob, mungkin dia bukan jodohmu, pasti ada yg lebih baik esok hari, sabar ya :D
Semoga saja kang Stumon :-|
Ane yakin pasti ada rencana Allah yang baik buat kita. Jodoh, harta, tahta dan kematian kan Allah yang mengatur, betul nggak?
Swastika Pipit...dimanapun kau berada...seandainya dikau membaca tulisan ini? Hemm...kira-kira bagaiman ya tanggapannya?
Btw, kadang TUHAN menginginkan kita bertemu dengan orang-orang yang belum jodoh kita agar belajar menjadi lebih bijaksana..
Ehm...
Nggak tahu juga kak bagaimana reaksinya kalau tahu namanya ane jadikan judul postingan. Semoga saja nggak marah :-|
Mungkin itulah tujuan sang pencipta mempertemukanku dengannya. Supaya ane lebih bijak dalam menyikapi kehidupan.
mengingat masa lalu jika hanya sesekali mungkin nggak papa ya mas, tapi harus di ingat bahwa kita hidup dimasa sekarang bukan di masa lalu kan...hehe.
Iya sob :-)
Sesekali mengingat masa lalu nggak apa-apa. Ane juga nggak ingin masa laluku terus membayangi masa sekarang dan masa depanku kak.
Wadoooh ini sarat berisi kenangan. Orangnya baca puisi ini kah?
semangat ya sob...smg sgr bs melupakan mba pipit. keputusan dia mmg benar....
cepat cari penggantinya dong.....jadi ga berlarut galaunya
Semoga saja dia baca tulisanku ini sob. Dia pernah bilang padaku, "kenapa nggak menulis yang lain aja. Menulis sesuatu yang bukan kisah kita. Kamu bisa kok menulis yang lain".
Nah blog ini nggak menceritakan kisahku kan sob, kecuali postingan kali ini aja. Itupun hanya sebuah gambaran dalam bentuk kata-kata yang mungkin hampir mirip dengan flash fiction aja :-)
Betul sekali sob.
Lagian ini salahku juga sob. Nggak bisa mengambil keputusan yang merupakan hal sakral bagi sebuah hubungan. Yang namanya wanita pasti nggak mau digantung statusnya kan?
Siap mencari penggantinya kawan :-)
aiiiih mengalir banget bang terselip kenangan di sana =) gw dapet gaya penulisan yang baru di blog ini. gw suka rangkaiannya bang =)
He..he..
Ane banyak belajar gaya penulisan juga dari tulisan-tulisannya kang Uzay. Suatu saat ane pasti menemukan gaya penulisan yang merupakan ciri khas tulisanku.
Mantap, membuat yang didedikasikan akan senyum manis ...
postingan sensitif ni mas sekaligus galau dan curhat *smile
yep, setuju banget sob, dan itu pasti :D
Semoga dia tersenyum sob kalau lihat postingan ini.
Suka dan duka menyatu dalam sebuah postingan. Itulah yang dinamakan kenangan seorang blogger. Hanya bisa dicurahkan dalam tulisan.
Betul banget itu kang Djangkies.
Dengan menulis, perasaanku jadi plong, seperti tak ada beban gitu. Inilah warna perjalananku kang. Cukup indah bagiku. Karena disinilah ane menemukan sebuah keberanian.
Nah kalau gitu pertahankan bang, udah ada modal disitu =)
Ayo Bang, move on..
#plaaak
padahal diri sendiri juga susah :D :D
Semangaaat
1. Silakan buka Daftar Isi untuk melihat artikel menarik lainnya
2. Komentar sobat adalah investasi besar untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke Blog Sobat