(tok...tok...tok)
"lisa.... bangun"
Di usapnya kedua mata gadis itu sambil bangun dari tempat tidurnya. "Iya... buuu", jawab sang gadis sambil membuka pintu kamarnya."lisa.... bangun"
---ooo---
Matahari pun sedikit demi sedikit mulai menampakkan diri. Lisa pun mulai bersiap-siap untuk pergi bekerja. Tak selang beberapa lama setelah sarapan pagi, Lisa mulai menyalakan motornya.
"Bu... Lisa pergi dulu ya"
"Iya... hati-hati"
"Iya... hati-hati"
Lima belas menit kemudian, Lisa pun sampai di tempat kerjanya. Lisa bekerja di sebuah rumah yang memiliki usaha di bidang pembuatan pakaian. Tepatnya di sebuah konveksi. Tak begitu mudah mencari pekerjaan bagi seseorang yang hanya lulusan setingkat SLTP. Jadi Lisa pun bekerja sebisanya saja. Yang penting baginya , ia bisa mencukupi kebutuhannya sendiri tanpa harus menyusahkan orang tuanya. Karena masih rumahan, teman kerja Lisa pun tak banyak. Hanya sekitar 200 orang saja. Kebanyakan dari mereka adalah cewek.
Kehidupan hari-hari Lisa pun selalu ia lalui dengan rutinitas yang sama. Terkadang sepulang kerja, dia main ke rumah temannya walau hanya sebentar. Sekedar untuk melepas penat. Hingga suatu ketika saat Lisa main ke tempat Rani, ia dikenalkan dengan seorang cowok yang sudah dianggap Rani sebagai saudara.
"hai... aku Adam"
"lisa"
Lisa pun tersenyum simpul saat melihat cowok yang sering diceritakan oleh sahabatnya itu. Rani memang sering bercerita tentang Adam, terutama tentang kebaikannya. Jadi walau baru berjumpa Lisa merasa sudah mengenal sosok Adam ini."lisa"
Hari-hari pun berlalu. Walau jarang bertemu, Lisa diam-diam mulai menaruh hati kepada Adam. Adam terlihat begitu perfect di mata Lisa. Cowok berbadan tegak, tinggi, berkulit putih, rambut ikal dan yang bikin Lisa makin suka adalah akhlaq-nya. Dia begitu ramah dan penyayang.
Lisa mulai sering ke tempat Rani. Sekedar ingin tahu tentang Adam. Karena terlalu seringnya bertanya, Rani pun tahu bahwa sahabatnya itu sedang menaruh hati kepada Adam. Saat di tempat kerja, Rani sering menggoda Lisa dengan bilang ke teman-temannya kalau Adam adalah cowoknya Lisa. Lisa hanya bisa tersenyum saja, berharap Adam juga menaruh hati padanya.
"lis, dapat salam lho dari Adam"
"masa sih Ran?"
"beneran"
"kamu ngarang kali..."
"enggak. Beneran dia titip salam"
(hati Lisa pun berbunga-bunga mendengar ucapan Rani)
"ya udah salam balik ya"
"iya. Lis, main ke tempatku yuk. Mumpung dia lagi di rumah. Beberapa hari lagi dia sudah pergi lagi lho"
"iya. Insyaallah besok atau lusa aku main ke tempat kamu"
"masa sih Ran?"
"beneran"
"kamu ngarang kali..."
"enggak. Beneran dia titip salam"
(hati Lisa pun berbunga-bunga mendengar ucapan Rani)
"ya udah salam balik ya"
"iya. Lis, main ke tempatku yuk. Mumpung dia lagi di rumah. Beberapa hari lagi dia sudah pergi lagi lho"
"iya. Insyaallah besok atau lusa aku main ke tempat kamu"
---ooo---
Esok harinya saat hari libur kerja, Lisa pun main ke tempat Rani bersama dengan Indah teman sekerjanya. Sampai di rumah Rani, Lisa sudah melihat Adam disana. Entah sudah direncanakan Rani atau tidak, Lisa pun tidak tahu. Melihat kedatangan Lisa, Adam tersenyum. Mereka pun bercanda dan tertawa bersama. Sesekali Adam dan Lisa saling berpandangan tanpa berkata-kata. Hanya senyum simpul yang menghiasi wajah mereka. Setelah lama ngobrol, Adam lalu mengajak LIsa main ke tempatnya.
"lis, main ke tempatku yuk. Besok aku kan dah berangkat".
"emmm... gimana ya, nggak enak sama ortu kamu.
"nggak apa-apa, ortu-ku baik kok"
(karena terus dipaksa Adam, akhirnya Lisa pun mengiyakan ajakan Adam)
"emmm... tapi Indah boleh ikut kan?"
"ya boleh lah, masa nggak boleh",jawab Adam dengan senyumnya yang khas.
"emmm... gimana ya, nggak enak sama ortu kamu.
"nggak apa-apa, ortu-ku baik kok"
(karena terus dipaksa Adam, akhirnya Lisa pun mengiyakan ajakan Adam)
"emmm... tapi Indah boleh ikut kan?"
"ya boleh lah, masa nggak boleh",jawab Adam dengan senyumnya yang khas.
Saat di rumah Adam, Lisa dan Indah disambut baik oleh keluarga Adam. Orang tua Adam tampak begitu ramah. Terbersit sedikit rasa sedih di hati Lisa. Karena orang tua Adam tampak begitu senang dengan Indah. Lisa hanya berpikir, mungkin itu karena paras Indah yang cantik, berkulit putih dan lembut jika berbicara. Tak heran jika banyak orang menyukainya.
Setelah hari itu, Lisa pun jarang bertemu dengan Adam. Karena memang jarak yang memisahkan. Adam bekerja di Jakarta sedangkan Lisa berada di desa. Mereka pun tak pernah komunikasi walaupun Adam memberikan nomer hape-nya kepada LIsa. Namun Lisa enggan menghubungi karena harus ke wartel dulu. Pernah sekali Lisa berusaha menelepon Adam, tapi hal itu urung dia lakukan karena malu. Tak sepantasnya seorang wanita mengejar seorang cowok.
Rasa rindu mulai dirasakan Lisa. Begitu besar harapan Lisa kepada Adam. Berharap agar cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Walau cinta Lisa begitu besar, namun ia tak ingin terlalu tenggelam dalam buaian cinta. Hanya do'a yang mampu ia panjatkan setiap kali Lisa menghadap sang khaliq. Berharap Tuhan memberikan sebuah jawaban. Jawaban dari cinta dan harapannya kepada Adam.
"Ya Allah yang maha pengasih dan penyayang. Engkau maha kuasa atas segala apa yang ada di jagad raya ini. Tiada sesuatu yang terjadi di dunia ini kecuali atas ijinmu. Ya Allah, jika memang kau ijinkan aku untuk bersama dengan Adam, mudahkanlah jalan kami untuk bersama. Satukan kami dalam ikatan suci sebuah pernikahan dan bukan ikatan pacaran. Tapi jikalau Engkau tak menghendaki kami bersama, jauhkanlah kami dengan cara-Mu. Aku ikhlas menerima kehendakmu walau sakit".
Begitulah Lisa lalui hari-harinya dengan harapan dan do'a.Tepat di Hari Raya Idul Fitri, Lisa tak sengaja lewat di depan rumah Adam. Adam yang saat itu melihat Lisa kemudian berteriak,"lis mampir ke rumahku". Lisa yang saat itu bersama dengan teman-temannya hanya bisa menolak karena hari yang sudah menjelang magrib.
"makasih, lain kali aja ya dam, udah kemaleman. Bentar lagi dah mau magrib. Kamu aja yang main ke rumahku."
"ya udah", jawab Adam singkat.
"maaf ya dam"
"nggak apa-apa"
"ya udah", jawab Adam singkat.
"maaf ya dam"
"nggak apa-apa"
Lisa yang saat itu sudah sampai di rumah tiba-tiba menggerutu tak karuan. "Ah andai tak kelamaan di rumah Ita, pasti tadi aku tak kemalaman. Terus bisa terima ajakan Adam. Uuuuh".
---ooo---
Esok hari Lisa terlihat mondar-mandir di depan rumah. Kakaknya yang saat itu melihat tingkah Lisa merasa heran.
"Dek, kamu kenapa? kok mondar-mandir seperti orang bingung gitu?"
"nggak ada apa-apa kok kak"
"ah jangan bohong. Pasti ada sesuatu"
(Lisa menarik nafas panjang mencoba menenangkan hatinya yang lagi gundah)
"gini kak, aku lagi nunggu Adam dateng"
"Adam siapa?"
"Adam teman aku, tetangganya Rani"
"kirain Adam itu penjual bakso keliling",goda Kakak Lisa.
"enak aja"
"tu Adam cuma temen atau demen sih? kok nunggunya sampai segitunya"
(Lisa tersenyum mendengar ucapan kakaknya)
"ih... kakak tau aja. emmm... Adam itu cowok yang Lisa taksir. Kemarin aku ketemu dengannya. Tapi karena kemaleman, aku menolak waktu diajak mampir ke rumahnya. Terus aku bilang sama dia,"kamu aja yang gantian main ke rumahku".
"terus dia jawab apa?"
"dia sih cuma bilang ya udah. Tak tahu maksudnya apa."
"kalau menurut kakak sih, Adam kecewa sama kamu karena kamu menolak ajakannya"
"Ku juga mikirnya gitu. Soalnya kemarin ku lihat wajahnya jadi kusut gitu. Seperti kecewa gitu."
"udah nggak usah di pikirin. Kamu jangan terlalu berharap. Biarkan semua mengalir seperti air. Kalau memang jodoh pasti bersatu."
"iya kak"
"yuk masuk dek"
Lisa hanya mengangguk dan mengikuti kakaknya masuk ke dalam rumah. Hari demi hari Lisa menunggu kedatangan Adam. namun Adam tak jua kunjung datang"nggak ada apa-apa kok kak"
"ah jangan bohong. Pasti ada sesuatu"
(Lisa menarik nafas panjang mencoba menenangkan hatinya yang lagi gundah)
"gini kak, aku lagi nunggu Adam dateng"
"Adam siapa?"
"Adam teman aku, tetangganya Rani"
"kirain Adam itu penjual bakso keliling",goda Kakak Lisa.
"enak aja"
"tu Adam cuma temen atau demen sih? kok nunggunya sampai segitunya"
(Lisa tersenyum mendengar ucapan kakaknya)
"ih... kakak tau aja. emmm... Adam itu cowok yang Lisa taksir. Kemarin aku ketemu dengannya. Tapi karena kemaleman, aku menolak waktu diajak mampir ke rumahnya. Terus aku bilang sama dia,"kamu aja yang gantian main ke rumahku".
"terus dia jawab apa?"
"dia sih cuma bilang ya udah. Tak tahu maksudnya apa."
"kalau menurut kakak sih, Adam kecewa sama kamu karena kamu menolak ajakannya"
"Ku juga mikirnya gitu. Soalnya kemarin ku lihat wajahnya jadi kusut gitu. Seperti kecewa gitu."
"udah nggak usah di pikirin. Kamu jangan terlalu berharap. Biarkan semua mengalir seperti air. Kalau memang jodoh pasti bersatu."
"iya kak"
"yuk masuk dek"
--- Enam bulan pun cepat berlalu dengan kesibukannya masing-masing ---
Hari ini adalah hari pernikahannya kakak Rani. Lisa yang memang diundang dalam acara itu, segera bersiap-siap. Hari ini Lisa tampil berbeda dari biasanya. Baju warna merah yang Lisa kenakan semakin menambah kecantikannya. Lisa tersenyum melihat dirinya di kaca. "hari ini aku harus tampil secantik mungkin. Pasti nanti disana ku bisa ketemu sama Adam",kata Lisa dalam hati.
Pesta pernikahan kakak Rani begitu meriah. Banyak sekali tamu undangan yang datang. Lisa pun menghampiri kedua mempelai.
"selamat ya kak, hemmm... cantik banget istri kakak. Kayak bidadari aja"
"makasih, kalau nggak cantik mana mungkin ku tergila-gila sama dia. Hingga nekat meminangnya."
"O... gitu ceritanya. Lisa do'a-in semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Cepet dapet momongan."
"amin. Kamu sendiri kapan nyusul?"
"ntar ntar aja. Belum ada calonnya. ku kesana dulu ya kak".
(Lisa pun berjalan mendekati Rani)
"hai Ran"
"eh kamu Lis. Baru nyampek?"
"iya. Adam kesini apa belum?"
"belum. Uuuuh pantesan dandan abis-abisan. Rupanya pengen ketemu Adam".
"makasih, kalau nggak cantik mana mungkin ku tergila-gila sama dia. Hingga nekat meminangnya."
"O... gitu ceritanya. Lisa do'a-in semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Cepet dapet momongan."
"amin. Kamu sendiri kapan nyusul?"
"ntar ntar aja. Belum ada calonnya. ku kesana dulu ya kak".
(Lisa pun berjalan mendekati Rani)
"hai Ran"
"eh kamu Lis. Baru nyampek?"
"iya. Adam kesini apa belum?"
"belum. Uuuuh pantesan dandan abis-abisan. Rupanya pengen ketemu Adam".
Dari kejauhan nampak sosok Adam yang selama ini di idam-idamkannya. Tiba-tiba jantung Lisa berdetak kencang. Adam yang saat itu melihat Lisa langsung menghampiri.
"hai lis"
"hai juga"
"kamu cantik banget hari ini. Andai...",sesal Adam.
"makasih. Andai apa?"
"Nggak apa-apa. Nggak usah dibahas. Kamu sendirian kesini?"
"iya. kamu sendiri?"
"aku..."
(Belum sempet Adam menjawab pertanyaan Lisa, tiba-tiba datang seorang wanita menghampirinya)
"hai sayang"
(Lisa terkejut bukan main mendengar wanita itu memanggil Adam dengan sebutan sayang)
"lis. Kenalin ini mely, pacarku. Dia temenku di Jakarta, kami dah lama berteman. Dan baru sebulan yang lalu kami pacaran"
(Laksana petir menyambar di tengah hari. Hati Lisa pun hancur berkeping-keping mendengar Adam sudah memiliki seorang kekasih)
"selamat ya dam",ucap Lisa berusaha menutupi isi hatinya.
"hai juga"
"kamu cantik banget hari ini. Andai...",sesal Adam.
"makasih. Andai apa?"
"Nggak apa-apa. Nggak usah dibahas. Kamu sendirian kesini?"
"iya. kamu sendiri?"
"aku..."
(Belum sempet Adam menjawab pertanyaan Lisa, tiba-tiba datang seorang wanita menghampirinya)
"hai sayang"
(Lisa terkejut bukan main mendengar wanita itu memanggil Adam dengan sebutan sayang)
"lis. Kenalin ini mely, pacarku. Dia temenku di Jakarta, kami dah lama berteman. Dan baru sebulan yang lalu kami pacaran"
(Laksana petir menyambar di tengah hari. Hati Lisa pun hancur berkeping-keping mendengar Adam sudah memiliki seorang kekasih)
"selamat ya dam",ucap Lisa berusaha menutupi isi hatinya.
Adam pun pergi meninggalkan Lisa bersama kekasihnya. Lisa hanya bisa diam membisu. Tanpa terasa air matanya menetes membasahi pipi. Namun dengan cepat ia hapus dengan kedua tangannya.
--- the end ---
Note:
Detak cinta di hati Lisa merupakan cerpen yang ditulis oleh temenku Wiwin Wahyuni
11 Komentar untuk "Detak Cinta di Hati Lisa"
Latar belakang cerita ini persis seperti kehidupan di sekitar daerah kami. Banyak perempuan yang bekerja di sebuah home industri yang bergerak di bidang konveksi. Tetapi banyak juga yang merantau ke luar daerah.
Kalau cowok kebanyakan merantau ke Kalimantan, Sumatra, Jakarta, Korea dan Arab. Sedang yang perempuan banyak yang ke Taiwan, Arab, Hongkong dan Singapura.
Wow akhir yang mengejutkan bang, emosi lisanya dapet banget. Ah rasa suka memang kadang merepotkan hati ya :D
jadinya gak happy ending ya untuk Lisa
Kasihan juga si Lisa.. Namanya jg wanita dari desa, beda banget dgn wanita yg tinggal di kota... Yg bisa lgs mengungkapkan isi hatinya
cerpen kirimannya baguuuuuuuuuuuuuuuuuuussssssssssssssssssss
lisa pasti sangat kecewa ya...
itu namanya bukan jodoh ya mas..:)
Rasa suka bisa memainkan emosi kita. Ane sendiri pernah mengalami saat pertama kali jatuh cinta.
Meskipun nggak happy ending, tapi ceritanya lumayan menginspirasi kan?
Begitulah yang namanya gadis pemalu. Dia lebih menjaga dirinya daripada gadis yang terlalu berani pada seseorang yang belum halal baginya.
Makasih banget. Ini cerpen temenku yang dipublikasikan disini. Salah satu kontributor di blog ini. Bagaimana mau menjadi kontributor juga?
Meskipun kecewa, tapi akhirnya Lisa mengetahui jawaban atas doa-doa yang ia panjatkan. Ternyata Adam bukan jodohnya.
1. Silakan buka Daftar Isi untuk melihat artikel menarik lainnya
2. Komentar sobat adalah investasi besar untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke Blog Sobat